Wednesday, 26 May 2010

Bapak Habibie

saya dengan amat sangat turut berduka cita kepada Pak Habibie, atas kepergian Ibu Ainun.
saya mau ngaku, Pak, Bu, saya ga ngikutin sama sekali ceritanya gimana.
lalu kenapa saya membuat post tentang berita ini?

karena teman-teman saya. iya Pak, karena teman-teman saya mendadak serentak jadi berubah selera, dari tadinya menginginkan pasangan yang tipenya gina gini gitu, sekarang tipe mereka sudah terangkum menjadi satu.
mereka ingin mempunyai pasangan yang seperti bapak.

percakapan saya akhir-akhir ini selalu bergeser dari gosip abal-abal menjadi sebuah kalimat mendayu yang rata-rata berbunyi seperti berikut :

"nonton pemakamannya Bu Ainun ga?"

"haaa, gue sedih banget ngeliat pemakamannya istrinya Habibie"

"gue ga O-Friend kan kemaren, gara-gara nonton pemakamannya Bu Ainun!"

saya mulai bingung, apa sih yang seru?

ternyata, yang menarik minat mereka adalah kalimat-kalimat ini :

"saya dan 'si hitam-manis gula jawa ini' (panggilan sayang B.J Habibie untuk Hasri Ainun) seperti manunggal atau bisa disebut dwi tunggal lah, karena kami tidak bisa dipisahkan. Kami itu dua dalam satu. Kalaupun istri saya harus sampai di operasi pada akhirnya, sebenarnya pada kenyataannya saya juga ikut merasakan operasi itu. Kalau istri saya sakit, saya juga merasakan sakit yang sama. saya akan seperti kehilangan arah tanpa dia. pakai sepatu pun saya bisa salah kalau tidak diingatkan olehnya mana yang kanan dan mana yang kiri"

"Ainun.. saya sangat sayang pada kamu, tetapi Allah lebih menyayangi kamu"

"Saya terlahir untuk Ainun.. dan Ainun terlahir untuk saya. Saya dan Ainun itu satu.. untuk segala2nya"

’ Dan bapak masih kesana setiap hari walaupun istri bapak sudah tidak kenal lagi? ‘Dia trsenyum, seketika itu tangannya menepuk tangan Dr. Ahsan sambil berkata, ‘Dia memang tidak mengenali saya, tapi saya masih mengenali dia kan? ‘

dan seketika, saya mengerti. saya mengerti mengapa teman-teman saya mendadak ganti selera, karena saya juga setuju.

saya ingin pasangan yang bisa memperlakukan saya seperti Bapak memperlakukan Ibu Ainun. saya berani bilang, lebih baik punya pasangan dengan kasih sayang sebesar itu tapi tidak berharta daripada harta berlimpah tapi sosok wanita hanya dianggap sebagai makhluk inferior yang hanya bisa menghasilkan keturunan dan memakmurkan perut dengan santapan lezat.

hari ini juga, saya menyadari, se-SMA-SMA-nya gaya 'cinta-cintaan' teman saya, bahwa sebagian besar PDKT sukses karena tampang si bachelor beres, ternyata dibalik itu semua sebenarnya ada hati yang bicara. ya, mungkin mereka pernah jadian dengan 'si ganteng atlet baskel hobi ngeband', tapi toh mantan yang paling dikenang tetap mantan yang paling 'treating-them-like-a-lady'.

kesimpulannya,
bagi para pria di luar sana, dibalik kematrean atau kegaulzz-an seorang wanita, tetep aje kualitas tertinggi cowo adalah 'gentle-ness'. itulah kenapa banyak fenomena ceweknya cakep cowoknya yah... subhanallah.
dan Bapak Habibie, terimakasih banyak, mungkin Bapak telah memberikan Indonesia sebuah pelajaran berharga yang bisa mengindahkan hari Valentine tahun depan dan (semoga) menurunkan tingkat perzinahan dan pemerkosaan. amin. semoga Bu Ainun diterima disisiNya ya Pak, semoga Bapak bisa terus hidup bahagia dan berguna, hingga pada waktunya kelak Bapak dipertemukan kembali dengan Bu Ainun oleh Allah di surga (amin), Bapak bisa menceritakan berita-berita baik kepada sang Ibu. ini doa tulus Pak, saya akui saya agak jarang mendoakan seorang politisi yang baik-baik.

PS : maklumi ya, lagi sok cewek. ya gimana yaa, gue feminin geeelaaaa


TAMBAHAN

Unhappy Awas Nangis! Puisi Terakhir BJ Habibie untuk istrinya!! Sedih... Gak nangis, cium ane

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,

dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,

pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,

aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ....

BJ.HABIBIE


0 comments:

Post a Comment