Mau perang dengan cara apa? MAJU!
Dikira saya tidak berani maju? Dikira saya tidak sanggup maju? MAJU!
Anda itu siapa?! Berani bermain Tuhan. Anda itu terus berkata dan berkata, di tempat tempat super caper yang bernama media sosial. Tapi Anda lupa berkaca! Dan berani Anda suruh kami berkaca?!
Anda ini pernah punya kaca tidak? Oh saya tau persis rumah Anda. Anda dididik untuk memasang kaca sebanyak mungkin dirumah. Saya tau persis, karena orang yang sama mendidik saya demikian. Tapi tidak saya gubris.
Karena kaca kaca itu cuma untuk bersolek. Didepan kaca kaca itu Anda berdiri kalem, tersenyum, menampilkan sisi terbaik Anda.
Betapa tai dustanya.
Gunakan kaca itu untuk memandang balik mata Anda. Untuk mengetahui isi hati Anda. Pernah tidak?
Berani sekali Anda berbicara soal diatas dibawah dengan kami! Kami yang pernah menjalaninya! Anda kira kami hanya bersenang-senang ketika diatas? TIDAK! Kami juga was was! Was was akan ular ular melata seperti Anda yang menanti di lantai bawah. Berusaha menjerat mata kaki kami.
Tapi jangan salah. Hebatnya kami, kami sanggup bersenang-senang ketika dibawah. Karena kami tidak peduli. Bukan harta patokan kebahagiaan kami. Harga diri dan satu sama lain lah yang membahagiakan kami.
Dan Anda? Hah! Anda itu tau apa?
Anda adalah anak orang kaya yang lahir lahir tau bapak sudah sejahtera. Ibu sudah tidak perlu kerja karena bapak terlalu kaya raya. Dibuanglah pendidikan 10 tahun yang semua orang dambakan itu, karena yah entar kebanyakan uang gimana ya?
Anda gelayuti mereka terus menerus. Anda pun kaya raya. Anda nikmati rasanya memberi pinjaman kepada orang sedari kecil. Anda tenggak indahnya serakah, menguasai hidup orang yang berhutang kepada Anda, sedari kecil pula. Anda kuasai benar nikmatnya harta dan kuasa.
Kami? Kami tidak peduli itu semua! Kami pilih bidang ini, karena kami suka! Padahal kami tau, seberapa risky nya. Kami tidak peduli. Kami pekerja profesional, kami bekerja karena cinta. "Sudah kaya ngapain kerja" hah! Tidak pernah ada di kamus kami!
Berani sekali kau menghina keprofesionalitasan kami! Kau hina saja kami-nya, seberapa susah sih?! Kami rela! Apapun! Hina saya kotor, jorok, miskin, jelek. Tapi jangan berani-berani bilang kami tidak kompeten!
Tau apa kau tentang kerja! Kau kuliah asal lulus juga! Kau bahkan tak kuat ikut KKN! Kau, yang satu lagi sok-sok dibelakang layar sana, with all due respect, maaf. Anda sekolah saja tidak usai.
Beberapa bulan yang lalu, semua orang masih ingat. Kau gelendoti kami habis-habisan. Kuhabiskan liburku melayanimu.
Sekarang,
Kau hina kami.
"
0 comments:
Post a Comment