"wooy, ada apa sih nyet, antara lo sama gunung?"
pertanyaan ini dilontarkan oleh seseorang berinisial A.D.I yang beneran seteres kayaknya setelah gue bombardir dengan ajakan "ke Lembang yok" bolak balik. dan dengan gobloknya si turis impor yang satu ini gatauuuuu deh apa itu Lembang. yaudah deh, gara gara dia gatau gue tawarin lagi, "ke Puncak deh yook", langsung dia mengeluarkan statement ini. statement yang bener bener bikin gue ngakak, terus diem. omongan dia ada benernya sih hahaha. emang selalu ini yang dilontarkan anak-anak. itulah kenapa bacol bikin fitnah kalo gue ke Puncak buat ngejob fuck you bangetlah col.
***
gue bukan pencinta alam. ga ya, cinta gunung disini bukan berarti gue dikit dikit hiking, yaelaaaaah jalan dari gerbang depan ke TVST nanjak aja gue ngeluhnye bolak balik. dan sekarang pun gue udah ga berusaha jalan buru buru, sante sa slow aje, nyampe jam berape wallahualam, kan yang penting napas gue ga putus. dan gue juga bukan pecinta alam dalam arti lainnya. gue benci banget pantai. gue ga segitu pedulinya sama global warming, karena bagi gue bumi itu emang dari awal gue lahir selalu diperlakukan orang sekitar gue layaknya sebuah mesin. sebuah gadget. dan dimana mana mesin atau gadget itu emang akan wear off, jadi ya kalo one day global warming leads to doomsday, ato yah at least ke bobrok-ness dulu, bagi gue itu wajar, ya emang dimane mane performa mesin bakal menurun, dari SD juga lu udah diajarin gitu kan. picik ya? ah enggak ah, bagi gue itu cuma me being a non hypocritical person. gue emang ga buang sampah sembarangan, tapi bukan karena gue aware akan global warming, cuma ya gue suka jijik kan liat sampah dijalan, suka marah marah kalo nginjek permen karet dibuang sembarangan ato kepeleset plastik becek bekas minum, ya munafik banget kalo gue ikutan gitu juga. dan gue benci banget sama orang yang buang sampah dari mobil, eh mikir ya itu sampah bisa terbang dan ngebahayain orang, ketika ada nyawa orang melayang gara-gara lu buang plastik sembarangan, fuck banget lo. dan gue ga lebe bisa loh itu terjadi, yakan yakan.
***
oke cukup ngelanturnya. kan emang itu ciri khas post gue kata si Bumblebee tahix, makanya post gue panjangnya amit amit hahaha maaf ya kalo ada yang terganggu, ya gimana lagi otak gue emang gini, ngeles elitnya sih gue latian brainstorming -____-
balik ke gunung. ato well ya Lembang dan Puncak itu ga gunung juga, bukit ketinggian, sebut saja gunung kate. tapi gue mencintai segala macem dataran tinggi kok, gunung kek, gunung kate kek, bukit kek, gundukan tanah kek yagadoong.
Kenapa?
karena gue jatuh cinta. sama cara gunung mengajari gue bagaimana caranya hidup.
jalan berkelok kelok itu. andaikata mobil kuat buat naek gunung luruuus aja pun, gue ogah, gue bakal tetep milih jalan yang berkelok kelok itu. karena jalan itu, menunjukkan dunia ke lo. the horizon is limited, ga kayak pantai yang bener bener unlimited. tapi dimana coba seninya, terpampang gitu aja. itulah yang gue suka dari gunung. lo harus muter dan muter dan muter buat bisa naik sampe atas, dan dengan cara itulah lo bisa ngeliat the whole view. gitu juga hidup. jalan yang lurus bikin mesin bengek, sama kayak hidup mulus gaada masalah ye jatohnya lu bobrok, ketika lu ngadepin masalah, you dont have what it takes, mentally. dan gue sangat mencintai faktanya bahwa jalan berliku ini menuntun gue menembus kabut.
hah, kabut. the greatest gift from God. i like the way it blocked my view, so that i have to pull over and step out to let my body getting blanket-ted by it. i like the way it "forces" me to enjoy it. gue jatuh cinta pada cara kabut membutakan gue. pada cara kabut membekukan gue. pelan, pelan, merayap, menjerat. bagaimana zat se-delicate itu mampu menyamankan lo sekaligus menjerat lo. merentangkan tangan ditengah kebun teh yang lapang dan membiarkan kabut menyelimut, lalu menggulung pergi hanya untuk digantikan oleh gulungan kabut berikutnya, bener bener momen dimana lo bisa ngerasain semua masalah ditarik keluar lewat pori pori lo. i have a simple crush to it.
with all these beauty, what's not to like?
balik ke gunung. ato well ya Lembang dan Puncak itu ga gunung juga, bukit ketinggian, sebut saja gunung kate. tapi gue mencintai segala macem dataran tinggi kok, gunung kek, gunung kate kek, bukit kek, gundukan tanah kek yagadoong.
Kenapa?
karena gue jatuh cinta. sama cara gunung mengajari gue bagaimana caranya hidup.
jalan berkelok kelok itu. andaikata mobil kuat buat naek gunung luruuus aja pun, gue ogah, gue bakal tetep milih jalan yang berkelok kelok itu. karena jalan itu, menunjukkan dunia ke lo. the horizon is limited, ga kayak pantai yang bener bener unlimited. tapi dimana coba seninya, terpampang gitu aja. itulah yang gue suka dari gunung. lo harus muter dan muter dan muter buat bisa naik sampe atas, dan dengan cara itulah lo bisa ngeliat the whole view. gitu juga hidup. jalan yang lurus bikin mesin bengek, sama kayak hidup mulus gaada masalah ye jatohnya lu bobrok, ketika lu ngadepin masalah, you dont have what it takes, mentally. dan gue sangat mencintai faktanya bahwa jalan berliku ini menuntun gue menembus kabut.
hah, kabut. the greatest gift from God. i like the way it blocked my view, so that i have to pull over and step out to let my body getting blanket-ted by it. i like the way it "forces" me to enjoy it. gue jatuh cinta pada cara kabut membutakan gue. pada cara kabut membekukan gue. pelan, pelan, merayap, menjerat. bagaimana zat se-delicate itu mampu menyamankan lo sekaligus menjerat lo. merentangkan tangan ditengah kebun teh yang lapang dan membiarkan kabut menyelimut, lalu menggulung pergi hanya untuk digantikan oleh gulungan kabut berikutnya, bener bener momen dimana lo bisa ngerasain semua masalah ditarik keluar lewat pori pori lo. i have a simple crush to it.
with all these beauty, what's not to like?
0 comments:
Post a Comment